MTs Darul Ulum Gelar Workshop Perdana di Kota Banda Aceh terkait Asta Protas Kemenag Berdampak: Desain Pembelajaran Melalui Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dan Kurikulum Berbasis Cinta melalui Artificial Intelligence

Banda Aceh, 22 Juli 2025 — Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di madrasah serta membentuk karakter peserta didik yang utuh dan berintegritas, MTs Darul Ulum YPUI Banda Aceh sukses melaksanakan Workshop Pendampingan Asta Protas Kemenag Berdampak, yang digelar pada Senin dan Selasa, 21–22 Juli 2025, bertempat di ruang Perpustakaan dan Laboratorium Komputer MTs DU.

Kegiatan ini menjadi momen penting karena merupakan pendampingan perdana dari program Asta Protas (Asesmen Standar dan Transformasi Pembelajaran) yang dicanangkan oleh Kementerian Agama. Mengangkat tema “Pembentukan Karakter dan Integritas Melalui Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC)”, kegiatan ini membuka cakrawala baru bagi para guru untuk merancang pembelajaran yang lebih manusiawi, reflektif, dan bermakna.

 

Workshop dibuka dengan sambutan hangat dari Mahdi, S.Ag., selaku Kepala MTs Darul Ulum YPUI Banda Aceh, yang menyampaikan pentingnya guru tidak hanya mengajar, tetapi juga membina karakter siswa secara utuh melalui pembelajaran yang berakar pada nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan.

Apresiasi tinggi disampaikan oleh Syafruddin, S.Ag., M.Si., Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Kota Banda Aceh. “MTs Darul Ulum telah mengambil langkah strategis dengan mengawal transformasi pembelajaran berbasis nilai. Kami mengapresiasi inisiatif ini sebagai contoh nyata madrasah yang berani berubah dan berkembang,” ujar beliau.

Workshop ini secara resmi dibuka oleh H. Salman, S.Pd., M.Ag., Kepala Kantor Kemenag Kota Banda Aceh. Dalam arahannya yang penuh visi, beliau menekankan bahwa pembelajaran mendalam tidak sekadar untuk hasil instan, melainkan investasi jangka panjang bagi kehidupan siswa.

Deep learning dalam pembelajaran bukan tentang lulus ujian hari ini, tetapi tentang mematangkan proses berpikir, membentuk kedewasaan emosional, serta menanamkan nilai-nilai spiritual yang akan terasa dampaknya dalam 5 hingga 10 tahun ke depan,” ungkap beliau.

Beliau juga menyampaikan bahwa madrasah harus menjadi garda terdepan dalam mengintegrasikan spiritualitas dan kecerdasan, serta menghindari pembelajaran yang hanya mengejar nilai kognitif. “Madrasah adalah tempat memanusiakan manusia, bukan sekadar mencetak hafalan. Karena itu, mari kita ubah cara kita mengajar, agar anak-anak kita kelak tumbuh menjadi manusia utuh.”

Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Berbasis Cinta: Esensi Pendidikan Masa Kini

Pada hari pertama, workshop difokuskan pada pengenalan kerangka pembelajaran mendalam (deep learning), yang disampaikan secara inspiratif oleh Fikriah, S.Ag., M.Pd. (Ketua Pokjawas Kota Banda Aceh). Materi dilanjutkan oleh para narasumber nasional dan regional, yakni:

  • Rosyidah Lubis, S.Ag., M.A. (Ketua Pokjawas Aceh Besar)
  • Drs. Nopia Dorsain (Ketua Pokjawas Provinsi Aceh)
  • Dra. Irawati (Pengawas Madya)

Mereka menguraikan secara mendalam bagaimana deep learning tidak hanya menitikberatkan pada capaian kognitif, tetapi juga membentuk karakter dan kecakapan hidup abad 21. Siswa diarahkan menjadi individu yang reflektif, kritis, kolaboratif, dan kreatif melalui prinsip pembelajaran yang bermakna, merefleksi, dan menggembirakan.

Dalam pembelajaran mendalam, guru tidak hanya menjadi pengajar, tetapi fasilitator yang menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, adaptif terhadap teknologi, dan terintegrasi dengan komunitas pembelajar.

Hari Kedua: Praktik dan Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta Menggunakan AI

Selasa, 22 Juli 2025, peserta workshop diarahkan pada praktik menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berbasis Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dengan pendekatan digital dan kecerdasan buatan (AI). Guru-guru dikenalkan dengan model pembelajaran inovatif seperti:

  • Cooperative Learning
  • Problem-Based Learning
  • Flipped Classroom
  • Jigsaw
  • Game-Based Learning

Melalui bimbingan pemateri, para guru menyusun Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), hingga RPP dengan dukungan aplikasi AI untuk efisiensi dan akurasi desain pembelajaran. Tidak hanya itu, pentingnya diagnostic assessment di awal pembelajaran juga ditekankan guna memahami potensi dan kesiapan siswa secara individual.

Pada sesi akhir, diskusi mengemuka mengenai urgensi memberikan penghargaan dan bukan hukuman dalam pembelajaran berbasis cinta. Model KBC menolak pendekatan kekerasan atau intimidasi, dan justru mendorong pendekatan empatik yang memanusiakan proses belajar.

Komitmen Ke Depan

Ketua panitia sekaligus Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Juliana, S.Pd.I., M.Pd., menegaskan bahwa workshop ini adalah tonggak awal untuk transformasi pendidikan di MTs Darul Ulum. “Kami siap menjadi madrasah model dalam menerapkan pembelajaran mendalam dan kurikulum berbasis cinta,” ujarnya.

Kegiatan ini menjadi inspirasi sekaligus motivasi besar bagi para guru untuk terus berinovasi dan berkolaborasi demi menciptakan generasi madrasah yang berakhlak mulia, berintegritas, dan unggul secara kompetensi.

Share:

More Posts

×

Assalammualaikum

Click untuk Chat

× Tanya-tanya disini